Time After Time
Bangun
Bangun
Siap2
Bangun
Sejumlah pesan singkat masuk ke ponsel pintarku. Aku membacanya sambil
tersenyum simpul.
Iya, ini udah otw kok
Makasii
Dia adalah salah satu orang yang memeriksa kondisiku pagi itu. Memikirkan
mereka yang dengan sudi mengingatkanku untuk bangun, aku senang. Mungkin sederhana,
tapi aku senang. Aku punya alasan kembali bersyukur karena telah dikaruniai orang-orang
yang peduli padaku 😊
Sehari sebelumnya.
“Kamu ini udah telat mbak, harus cepat!” ujarnya dengan nada agak
tinggi.
“Oke. Cepat ya, Pak.”
Tidak ada harapan, pikirku dalam hati. Tapi tidak ada salahnya mencoba—untuk
kemungkinan sekecil apapun. Setelah mobil itu berhenti, aku langsung berlari
sekuatku. Dengan seluruh bawaan barang yang cukup besar.
TUUUUTTT *penanda kereta akan berjalan berbunyi*
Aku hanya dapat berdiri lemas sambil berusaha mengatur napas. Aku mengutuk
diriku sendiri, dasar bodoh.
Waktu.
Aku kembali membuat masalah dengannya. Sebenarnya sudah beberapa kali
aku berulah, tapi inilah wujud terparahnya. Rekor untuk yang paling merugikan.
Kalau sudah gini mau gimana? Menyesal? Pasti. Tapi bukan hanya itu, jadilah
manusia cerdas yang memaknai hikmah dibaliknya.
Waktu adalah sesuatu yang krusial dan sangat berharga. Makanya ada frasa
populer time is money. Tidak bisa diberhentikan, tidak bisa diulang. Hanya
bisa dimanfaatkan sebaik mungkin. Banyak khayalan manusia tentang kembali ke
masa lalu menggunakan mesin waktu atau cerita sains fiktif yang berbekal teori
ilmiah terkait waktu. Tapi adakah yang terbukti dan terpublikasi berhasil
kembali ke masa lalu? Nope.
Fakta bahwa waktu hanya terus begerak melaju ke arah depan, membuat kita
harus benar-benar menghargainya. Aku yakin, aku kamu kita sering atau paling
tidak pernah menghina waktu dengan menunda pekerjaan. Belum kepepet jadi belum
ada keinginan, kemudian kita akan mengandalkan “the power of kepepet”. Itu dalih—pembelaan.
Coba saja terus pertahankan, suatu hari akan tiba saatnya kamu diingatkan. Aku
sudah mengalaminya. Kalau kamu belum, tinggal tunggu saatnya.
Lagipula, tersirat dalam tuntunan hidup kita bahwa waktu se-berharga
itu. Coba tengok Q.S. 103 : 1-3.
Demi masa.
Menurutmu, akankah sumpah dilakukan dengan hal yang biasa saja? Tidak.
Singkatnya, kita dituntun untuk senantiasa menjadi manusia yang mengembangkan
nilai kemanusiaannya melalui keimanan dan amal baik. Yang dilakukan seiring
keberjalanan waktu, agar tidak merugi. Niscaya menggapai kebahagiaan serta cinta
dari sesama dan Pemilik Alam Semesta.
Yuk, senantiasa menjadi lebih baik.
Hilangkan kebiasaan menghina waktu.
Time after time. 👌
Comments
Post a Comment