Tukang Besi dan Parfum


ps: to whom it may concern ✌


Pernah dengar perumpamaan ketika berteman dengan tukang besi dan tukang parfum? Yang mana kita akan terkena pengaruh dari masing-masingnya. Eh, bukan perumpamaan biasa sih, ituu bersumber dari hadits.

Teman itu punya pengaruh terhadap diri kita. Baik secara sadar maupun tidak, tapi itu benar dan saya setuju. Pernah aku diberi tahu seorang teman, bahwa aku mengubah seseorang menjadi lebih bisa bicara padahal tidak demikian yang kurasa—aku merasa ya seseorang itu yang memang ingin berkembang lebih baik dan dia berhasil. Tapi entahlah. Ini bukan tentang pengaruhku, tapi tentang pengaruh mereka—sebagian yang terdekat dan yang kusadari.

Terdapat dua orang dalam satu lingkaran. Kami dekat di waktu bersamaan dari awal bangku perkuliahan, bertahan hingga sekarang! Menghabiskan banyak waktu bersama, bercerita tentang banyak hal. Mungkin jika semua kegiatan dicatat dan diakumulasi, most of my time aku habiskan bersama mereka. Kami memang berada pada lingkungan yang sama, sehingga bersinggungan di banyak hal. 
Mereka mengajariku tentang bagaimana menghadapi sesuatu bersama akan terasa lebih mudah, bagaimana tentang jujur terhadap diri sendiri, bagaimana untuk tidak terlalu overthinking, serta bagaimana untuk menghargai dan menyayangi teman. 💕
Terdapat dua orang dalam dua lingkaran yang berbeda. Ku dekati mereka secara personal satu persatu. Tapi kurasa mereka memiliki pengaruh yang serupa. Merupakan suatu kebiasaan meluangkan waktu khusus untuk mereka, guna menghabiskan waktu sekedar mengobrol bersama sekian jam lamanya. Kebiasaan itu sengaja terus aku jaga agar tetap hidup pertemanan ini. Aku dengan masing-masing mereka tidak bersinggungan dalam apapun, tidak kuliah atau organisasi. Bahkan tidak bertemu jika tidak menemui. Segala perbedaan dan waktu spesial ini membuat tidak banyak orang tahu kami saling mengenal cukup baik. 
Mereka mengajariku tentang belajar untuk hidup. Tentang bagaimana mengambil nilai-nilai kehidupan. Bagaimana untuk melihat suatu hal dari berbagai macam sudut pandang. Bagaimana untuk menyeimbangkan logika dan perasaan. Singkatnya, bagaimana hidup yang tidak asal hidup. 💕
Terdapat lima orang dalam satu lingkaran. Mereka teman seperjuanganku dari tingkat menengah atas. Terdiri dari orang-orang yang cukup beragam dengan disiplin ilmu yang kini sangat berbeda. Pertemuan rutin selalu diusung setiap libur semester. Sangat sulit menyatukan waktu dengan beragam kesibukan dan latar perguruan tinggi yang berbeda pula.
Mereka mengajariku tentang bagaimana menjaga sebuah pertemanan, bagaimana untuk tidak melupakan teman, bagaimana sebuah perbedaan bukan berarti menjadi tanda berakhirnya hubungan pertemanan, dan bagaimana untuk menjadi diri sendiri. 💕
Terdapat satu orang dalam sebuah lingkaran yang lain. Telah mengenalnya dari awal semester, tapi baru dekat akhir-akhir ini. Mungkin dia adalah kiriman Tuhan yang hadir ketika aku sedang bingung, ketika aku tidak tahu harus berjalan ke arah mana. Kemudian dia menyebutkan suatu kalimat yang menjadi kerisauanku saat itu. Disitulah kemudian aku tergerak. Dan ada satu perkataan—sebenarnya aku tidak ingat siapa yang mengucap, tapi periode waktunya sama ketika kedekatan ini mulai terjalin—yang tidak pernah terlupa ialah
“Ketika kamu merasa ilmumu sudah cukup, itu sombong namanya.”
 💔
Yak. Selama ini saya sombong, Astaghfirullah. Kejadian itu membuat aku mengenal lebih dekat manusia baik ini. Merasakan kebersahajaannya secara lebih intens. 
Dia mengajariku ilmu dan pengalaman dari hidupnya, bagaimana untuk merasa haus kemudian belajar, bagaimana untuk bersikap manis, bagaimana untuk mengolah diri, dan bagaimana untuk menjaga diri serta berpikir lebih bijak.💕
Mereka semua adalah sebagian dari orang-orang luarbiasa yang rela hadir dalam hidupku.  Mereka mengajariku banyak hal, lebih banyak dari yang telah aku tulis bahkan yang bisa aku pikirkan. Tentu masih ada orang-orang lain yang mengajariku banyak hal. Tapi kali ini, tulisan ini aku dedikasikan untuk mereka. Terima kasih banyak atas semuanya. Harapan egoisku, semoga aku bisa tidak melepas dan dilepas oleh mereka ahahah.
     This is an honour to be surrounded by you all. 
And, I wished you the best of all this world could give 💝
Itulah para tukang parfum kesayangan yang memberikan keharuman dalam hidupku. Ketulusan dan kebaikan mereka menyelimuti seonggok manusia ini. Dari sana aku sadar, bahwa adalah suatu kebenaran sebuah pertemanan bisa memberi pengaruh bagi kehidupan seseorang. Maka kemudian berhati-hatilah sebelum akhirnya memutuskan untuk memulai hubungan pertemanan. Bukan berarti memilih-milih teman, tapi menjadi selektif untuk melindungi diri. Serta, berikanlah seluruh pengaruh baikmu agar kamu dan temanmu sama-sama menjadi pribadi yang lebih baik. Semoga kebaikan dan kebahagiaan selalu menyertai kita semua 😊 and sorry, this is soooo long~~



Comments

Popular posts from this blog

Runnin' Home to You by Grant Gustin

Cheshire Night