Beratus Kilometer
“Happy Birthday to youuu. Happy birthday!” nyanyi sekelompok orang dengan improvisasi lirik hebat sambil memegang sebuah kue tart ulang tahun. Manis, batinku. Manusia di sebelahku menengok dan bertanya tentang siapa yang ulang tahun. Sambil tersenyum simpul sekaligus bangga, aku menjawab “Angkatanku.” Ia hanya merespon seadanya, sedang aku masih merasa kegirangan. Mungkin baginya bukan hal besar ulang tahun angkatan itu. Tapi tidak bagiku—tidak bagi seseorang yang berusaha menahan sejuta kerinduan karena telah hidup terpisah jarak beratus kilometer—jelas aku menyayangi mereka dengan semua kenangan yang terjalin selama +- 4 tahun ini. Satu tahun lamanya waktu yang dibutuhkan agar resmi dinobatkan sebagai angkatan. Lika-liku perjuangan. Lelahnya menunggu di basecamp untuk memulai rapat. Malas yang timbul ketika membaca jarkom untuk berkumpul pakai baju hitam esok harinya. Pusingnya memikirkan jawaban yang tak kunjung dinilai benar di bawah terik matahari. Kini semua itu menjad